
Teknik Pembuatan 3D Low Poly dan Alat yang Digunakan
3D low poly telah menjadi gaya visual yang populer dalam industri game, animasi, dan seni digital. Dengan tampilan sederhana namun artistik, gaya ini menggunakan jumlah poligon yang rendah untuk menciptakan model yang efisien secara performa namun tetap menarik secara visual. Meskipun tampak minimalis, pembuatan 3D low poly membutuhkan pemahaman teknik tertentu agar model yang dihasilkan terlihat proporsional dan estetis. Artikel ini akan membahas teknik dasar dalam pembuatan 3D low poly dan alat-alat yang paling umum digunakan oleh pengembang dan seniman digital.
Nugroho
11/12/20244 min read


1. Prinsip Dasar 3D Low Poly
Gaya low poly fokus pada penggunaan poligon dengan jumlah rendah untuk membentuk objek 3D. Beberapa prinsip dasar dalam desain low poly meliputi:
Mengutamakan Bentuk Geometris Dasar: Gaya low poly umumnya menggunakan bentuk-bentuk dasar seperti kotak, segitiga, dan lingkaran. Detail yang berlebihan dihilangkan, dan model hanya menggunakan poligon yang dibutuhkan.
Menjaga Efisiensi Tanpa Kehilangan Bentuk Utama: Tantangan dalam low poly adalah menjaga bentuk karakter atau objek agar tetap dapat dikenali meskipun jumlah poligonnya terbatas.
Meninggalkan Tekstur Rumit: Alih-alih menggunakan tekstur yang kompleks, low poly sering menggunakan warna solid atau gradien sederhana untuk menciptakan estetika yang bersih dan minimalis.
Optimalisasi untuk Performanya: Dengan jumlah poligon yang rendah, model low poly lebih ringan untuk dirender, cocok untuk game dan aplikasi di perangkat mobile atau VR.
2. Teknik Modeling 3D Low Poly
Untuk menciptakan model 3D low poly, ada beberapa teknik dasar yang dapat digunakan:
a. Box Modeling
Box modeling adalah teknik di mana seniman memulai dengan bentuk dasar (biasanya kubus) dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih kompleks dengan menambahkan atau menghapus sisi (face), memotongnya, atau meregangkan bentuknya. Teknik ini sering digunakan karena memberikan kontrol yang baik atas proporsi dan bentuk akhir objek. Setelah bentuk dasar dibuat, seniman bisa menambahkan detail dengan cara minimalis.
b. Extrusion dan Simplifikasi
Extrusion adalah proses menarik atau mendorong sisi, tepi, atau titik dari objek 3D untuk membentuk bagian baru yang terhubung dengan bentuk awal. Dalam low poly, extrusion dilakukan secukupnya untuk menambah detail yang diperlukan tanpa menambah banyak poligon. Misalnya, ekstrusi bisa digunakan untuk membentuk anggota tubuh dari karakter atau batang dari pohon.
c. Vertex dan Edge Manipulation
Dalam 3D modeling, vertex adalah titik yang menghubungkan garis (edge) dan membentuk sisi (face). Teknik ini melibatkan pemindahan vertex dan edge untuk membentuk model low poly. Dalam teknik ini, seniman sering menggunakan snapping tool untuk memastikan vertex dan edge terhubung dengan rapi, menghasilkan model yang lebih bersih dan terorganisir.
d. Dekat dengan Symmetry dan Mirror Modeling
Symmetry dan mirror modeling adalah teknik untuk menciptakan model yang simetris, terutama dalam modeling karakter. Seniman hanya perlu membuat setengah dari model dan kemudian mencerminkannya ke sisi lain. Teknik ini menghemat waktu dan memastikan model terlihat proporsional, terutama untuk karakter atau objek yang simetris.
e. Color Blocking dan Shading
Alih-alih mengandalkan tekstur yang kompleks, seniman low poly biasanya menggunakan teknik color blocking—mengaplikasikan warna solid pada bagian-bagian objek. Gaya ini memperkuat estetika minimalis dari model low poly dan menghindari beban render dari tekstur yang rumit. Beberapa seniman juga menggunakan shading sederhana, seperti flat shading, untuk menambahkan dimensi tanpa menambah poligon.
3. Alat yang Digunakan untuk Pembuatan 3D Low Poly
Ada beberapa alat yang populer digunakan dalam pembuatan model low poly, masing-masing dengan keunggulan dan fitur khusus yang dapat mendukung proses modeling:
a. Blender
Blender adalah software open-source yang sangat populer di kalangan seniman low poly karena gratis, memiliki fitur yang lengkap, dan mendukung berbagai teknik modeling. Dengan alat-alat seperti knife tool, loop cut, dan vertex manipulation, Blender memungkinkan seniman untuk membuat model low poly dengan presisi tinggi. Blender juga memiliki add-ons yang memudahkan optimalisasi dan rendering model low poly.
b. Maya
Maya adalah software berbayar dari Autodesk yang banyak digunakan di industri profesional, terutama di animasi dan game development. Meskipun memiliki fitur yang sangat lengkap, Maya juga cocok untuk pembuatan model low poly karena dilengkapi dengan berbagai tools seperti polygon reduction, symmetrical modeling, dan shading yang dapat diatur sesuai kebutuhan low poly.
c. Cinema 4D
Cinema 4D adalah pilihan populer untuk seniman yang fokus pada motion graphics, tetapi juga dapat digunakan untuk pembuatan model low poly. Software ini terkenal dengan antarmuka yang ramah pengguna dan alat-alatnya yang mendukung workflow kreatif. Cinema 4D memiliki banyak preset, template, dan shader yang dapat membantu seniman low poly dalam menciptakan model yang artistik dan estetik.
d. SketchUp
SketchUp adalah software yang mudah digunakan, cocok untuk pemula yang ingin belajar modeling 3D. Alat ini sering digunakan untuk modeling arsitektur, tetapi juga cocok untuk membuat model low poly. SketchUp memungkinkan seniman membuat model dengan presisi geometris tinggi, sangat ideal untuk desain lingkungan atau objek statis.
e. MagicaVoxel
MagicaVoxel adalah software yang dikhususkan untuk modeling voxel (sejenis piksel 3D) yang menghasilkan model dengan tampilan blok-blok seperti gaya low poly. Alat ini sangat sederhana dan mudah digunakan, cocok untuk seniman pemula yang ingin mencoba gaya low poly tanpa harus mempelajari software yang kompleks. MagicaVoxel populer untuk membuat model game dengan gaya retro atau yang menyerupai blok-blok lego.
4. Tips dan Trik untuk Menciptakan Model Low Poly yang Menarik
Buat Sketsa Awal: Rencanakan bentuk dan struktur model dengan sketsa awal, sehingga proses modeling lebih cepat dan hasil lebih proporsional.
Gunakan Referensi: Lihat contoh model low poly untuk mempelajari teknik simplifikasi dan color blocking. Banyak situs menyediakan referensi, seperti Pinterest atau ArtStation.
Optimalkan dengan Polygon Count: Jaga jumlah poligon serendah mungkin untuk menjaga performa, terutama jika model digunakan dalam game atau aplikasi mobile.
Flat Shading untuk Estetika Minimalis: Flat shading memberikan tampilan datar pada model, cocok untuk gaya low poly yang minimalis.
Eksperimen dengan Warna Solid atau Gradien: Warna solid atau gradien sederhana sering kali lebih efektif daripada tekstur rumit untuk menciptakan kesan estetis.
Kesimpulan
Pembuatan model 3D low poly menggabungkan seni dan efisiensi dalam desain. Dengan teknik yang tepat dan alat yang sesuai, seniman bisa menciptakan model yang menarik dan artistik tanpa mengorbankan performa. Alat-alat seperti Blender, Maya, dan SketchUp menawarkan fitur-fitur yang mendukung proses kreatif, sehingga pengembang indie dan seniman digital dapat dengan mudah mengeksplorasi gaya low poly. Dengan berkembangnya teknologi dan perangkat yang mendukung visual ringan, gaya 3D low poly akan terus berkembang sebagai pilihan estetika yang unik dan berdaya guna dalam industri kreatif.
Kreatif
Artikel tentang 3D low polly dan 2D pixel.
contact
Sumber
antoyunitriwibowow@students.amikom.ac.id
+62 896-5335-3394
© 2024. All rights reserved.